Sejarah PLTA Kracak peninggalan Belanda di Leuwiliang, Bogor

Garasi media– Sejarah PLTA Karacak, salah satu pembangkit listrik zaman Belanda di Leuwiliang Kabupaten Bogor.

PLTA Kracak merupakan salah satu sub unit dari Unit Pembangkit Listrik dan Layanan O&M (POMU) Saguling. Lokasinya di Jalan M. Moch Nir, Desa Kracak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor.

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kracak sudah ada sejak zaman Belanda. Tempat ini dibangun sejak tahun 1918 dan mulai beroperasi sejak tahun 1926 atau sudah ada selama kurang lebih 87 tahun.

Seperti video yang diunggah Johnny Pinot di akun Instagram @pinotjohnny, Selasa 30 Mei 2023.

“PLTA Karacak Leuwiliang dan waduk yang menggerakkan turbin air dibangun oleh Belanda pada tahun 1918 dan mulai digunakan pada tahun 1926,” tulis Johnny Pinot dalam video yang diunggahnya di Instagram @pinotjohnny.

Pria yang disapa Om Johnny itu memperlihatkan kondisi PLTA Kracak. Lokasi pabriknya ada di bawah, jadi harus naik turun menggunakan lori untuk menuju ke sana.

Terlihat juga bahwa pembangkit listrik tenaga air ini masih aktif dan dalam kondisi yang sama seperti sebelumnya.

“PLTA Karacak sampai sekarang masih aktif. Padahal mesin genset masih sama seperti dulu,” tulisnya lagi.

Selain itu, terdapat 3 set turbin dan generator yang menghasilkan listrik 60 juta Kwh per tahun. Sumber air untuk menggerakkan turbin berasal dari Sungai Cianten dan Cikuluwung.

“Mereka ditampung di kolam tando harian, tapi lebih dikenal dengan Waduk Gunung Bubut,” jelas Om Johnny.

Dari reservoir, air kemudian dialirkan ke PLTA melalui 2 pipa besar berjarak 1 kilometer secara gravitasi.

Meski sudah tua, pembangkit listrik ini masih beroperasi dengan baik dan menyuplai listrik ke rumah-rumah warga.

PLTA Kracak Leuwiliang Bogor
PLTA Kracak di Leuwiliang, Kabupaten Bogor. (Foto: tangkapan layar Instagram @pinotjohnny/Garasi media)

Sejarah PLTA Kracak

PLTA Kracak merupakan salah satu pembangkit listrik tenaga air tertua yang dikelola oleh anak perusahaan PLN, yaitu PT Indonesia Power. PLTA Kracak saat ini beroperasi dengan memasok listrik ke sistem interkoneksi Jawa-Bali. Meliputi beberapa kecamatan di Bogor hingga kecamatan terpencil.

Dibangun pada tahun 1826, hingga saat ini 3 unit PLTA Kracak mampu menghasilkan daya hingga 18,9 MW. PLTA Kracak berada di bawah pengoperasian unit pembangkit (UP) Saguling.

Dari situs resmi PLN disebutkan bahwa UP Saguling merupakan Unit Pembangkitan yang menggunakan tenaga air sebagai penggerak utama. Pembangunan PLTA merupakan wujud upaya pemerintah untuk verifikasi kelistrikan dan konservasi minyak.

PLTA Kracak merupakan pembangkit listrik tenaga air semi tipe sungai limpasan yang menggunakan kolam tando harian (KTH). Yaitu Waduk Gunung Bubut yang merupakan sub unit PLTA Kracak dan digunakan untuk menampung debit dua sungai sekaligus Sungai Cianten dan Sungai Cikuluwung.

PLTA Kracak semula memiliki dua pembangkit dengan daya terpasang masing-masing 6.475 MW.

Listrik yang dihasilkan PLTA Kracak disalurkan melalui jaringan transmisi 70 kV ke Gardu Induk (GI) Kedung Badak di Bogor dan GI Bunar di Rangkasbitung.

Dari dua gardu tersebut, listrik dialirkan kembali ke sistem kelistrikan Jawa-Bali.

Pemerintah Indonesia kemudian menambahkan engine kit lagi dan hingga saat ini PLTA Kracak dibangun pada tahun 1958 dan memiliki tiga mesin generator dengan daya terpasang 3 x 6.475 MW (18,9 MW).(Albin Pandita)